A Latar Belakang. Kota adalah salah satu ungkapan kehidupan manusia yang mungkin paling kompleks. Kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa, dari segi budaya dan antropologi, ungkapan kota sebagai ekspresi kehidupan orang sebagai pelaku dan pembuatnya adalah penting dan sangat perlu diperhatikan. Hal tersebut disebabkan karena permukiman perkotaanKota memiliki pengertian yang berbeda-beda, tergantung pada sudut pandang dan bidang kajian yang dilakukan. Secara umum beberapa unsur yang tedapat pada pengertian kota adalah kawasan pemukiman dengan jumlah dan kepadatan penduduk yang relatif tinggi, memiliki luas areal terbatas, pada umumnya bersifat non agraris, tempat sekelompok orang-orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal bersama dalam suatu wilayah geografis tertentu, cenderung berpola hubungan rasional, ekonomis dan individualistis Kamus Tata Ruang, 199752. Bentuk kota yang terjadi dekarang tidak terlepas dari proses pembentukankota itu sendiri. Perkembangan kota, pada hakekatnya menyangkut berbagai aspek kehidupan. Perkembangan adalah suatu proses perubahan keadaan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Perkembangan dan pertumbuhan kota berjalan sangat dinamis. Menurut Branch 199537 beberapa unsur yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kota antara lain 1. Keadaan geografis, yakni pengaruh letak geografis terhadap perkembangan fisik dan fungsi yang diemban oleh kota. Kota pantai misalnya akan berkembang secara fisik pada bagian daratan yang berbatasan dengan laut dengan perkembangan awal di sekitar pelabuhan. Oleh karenanya kota demikian memiliki fungsi sebagai kota perdagangan dan jasa serta sebagai simpul distribusi jalur transportasi pergerakan manusia dan barang. 2. Tapak site, merujuk pada topografi kota. Sebuah kota akan berkembang dengan memperhitungkan kondisi kontur bumi. Dengan demikian pembangunan saran dan prasarana kota akan menyesuaikan dengan topografinya agar bermanfaat secara optimal. 3. Fungsi yang diemban kota, yaitu aktivitas utama atau yang paling menonjol yang dijalankan oleh kota tersebut. Kota yang memiliki banyak fungsi, seperti fungsi ekonomi dan kebudayaan, akan lebih cepat perkembangannya daripada kota berfungsi tunggal. 4. Sejarah dan kebudayaan yang melatarbelakangi terbentuknya kota juga berpengaruh terhadap perkembangan kota, karena sejarah dan kebudayaan mempengaruhi karakter fisik dan masyarakat kota.
Berdasarkanteori Konsentris, struktur keruangan kota dibagi menjadi lima zona, yaitu. Zona 1: pusat kegiatan sekaligus sebagai pusat kota. Zona 2 terbentuk permukiman kumuh (slum area) yang berasosiasi dengan daerah miskin dan kriminalitas tinggi. Zona 3: dihuni pekerja dan pendatang dengan kualitas permukiman lebih baik dari zona 2
Teori sektoral â Sebagai cabang ilmu yang mempelajari mengenai planet Bumi, Geografi juga mempelajari banyak hal, dimana bukan hanya mengenai bentuk permukaan Bumi maupun kerak bumi yang ada saja, namun juga berbagai hal yang ada di dalamnya. Geografi merupakan cabang ilmu yang memiliki cakupan yang sangat luas. Oleh sebab itu, untuk lebih mengelompokkan fokus pembelajarannya, terdapat cabang ilmu geografi. Selain itu, terdapat pula beberapa teori yang dapat kita pelajari dalam ilmu geografi. Salah satu teorinya adalah teori yang membahas mengenai tata ruang suatu tempat maupun tata letak dari suatu daerah. Terdapat beragam teori yang membahas mengenai tata ruang sendiri, dan salah satunya adalah teori sektoral yang akan kita bahas lebih dalam saat ini. Simak informasi berikut. Teori SektoralKonsep Teori Sektoral1. Central Business District atau Daerah Pusat Kegiatan2. Industri atau Perdagangan3. Low Class Residential atau yang dikenal dengan Pemukiman Kelas Bawah4. Middle Class Residential atau yang dikenal dengan Pemukiman Kelas Menengah5. High Class Residential atau yang dikenal dengan Pemukiman Kelas AtasAsumsi Teori SektoralTeori Mengenai Tata Ruang 1. Teori konsentris2. Teori sektoral3. Teori inti ganda4. Teori konsektoral tipe Eropa5. Teori konsektoral tipe Amerika Latin6. Teori poros7. Teori historis Pembahasan mengenai tata ruang sendiri setidaknya terbagi menjadi tujuh teori yaitu, Teori konsentris, teori sektoral, teori inti ganda, teori konsektoral tipe Eropa, teori konsektoral tipe Amerika Latin, teori poros, dan teori historis. Secara khusus, teori sektoral membahas mengenai pengelompokan penggunaan lahan kota menjulur yang ada sehingga akan nampak seperti potongan kue tart. Namun, hal tersebut juga harus disesuaikan dengan kondisi geografis kota serta rute transportasi yang ada. Teori sektoral sendiri dikemukakan oleh Homer Hoyt pada tahun 1939. Dimana dalam kajian pembahasannya, teori sektoral merupakan berbagai unit kegiatan yang ada di perkotaan yang tidak mengikuti zona teratur secara konsentris, namun membentuk berbagai sektor yang memiliki sifat lebih bebas. Teori sektoral sendiri diperkenalkan oleh Homer Hoyt dalam rangka mengatasi ketidaksesuaian terhadap teori konsentris yang pada sebelumnya sudah dikemukakan oleh orang lain yaitu Burgess. Berdasarkan teori sektoral ini, struktur ruang kota yang ada cenderung berkembang berdasarkan sektor dibandingkan dengan berdasarkan lingkaran konsentrik. Pada teori ini, Pusat Daerah Kegiatan atau yang bisa disingkat dengan PDK dan yang biasa disebut dengan Central Business District atau CBD berada pada wilayah pusat kota, sementara lingkungan di sekitarnya dapat dikembangkan menjadi sektor lain, termasuk di dalamnya kawasan industri serta pemukiman bagi penduduk. Pemukiman penduduk yang ada pun juga dibagi menjadi tiga golongan yang terdiri dari kaum buruh, kaum menengah, dan juga kaum elit. Teori ini juga mengundang berbagai pendapat yang berhubungan seperti, daerah yang memiliki harga tanah dan juga sewa yang tinggi pada umumnya terletak di kawasan luar kota, dan daerah yang memiliki harga tanah dan juga sewa yang rendah berupa jalur yang memiliki bentuk memanjang yang terbentang dari pusat kota hingga ke daerah perbatasan. Konsep Teori Sektoral Sebagai salah satu teori geografi yang membahas mengenai tata letak sebuah daerah maupun kawasan, teori sektoral memiliki konsep yang dapat kamu pahami melalui penjelasan yang ada dibawah ini. Berdasarkan gambar yang ada di atas, penjelasan mengenai konsep dari teori sektoral sebagai berikut. 1. Central Business District atau Daerah Pusat Kegiatan Nomor 1 pada gambar menunjukkan sektor pusat kegiatan bisnis. Pada kawasan tersebut pada umumnya terdiri dari berbagai bangunan kantor, hotel, pasar, bank, pusat perbelanjaan, bioskop serta berbagai sektor publik serta perputaran ekonomi lainnya. 2. Industri atau Perdagangan Nomor 2 pada gambar menunjukkan sektor kawasan industri ringan serta perdagangan. Pada kawasan tersebut pada umumnya terdiri dari berbagai pabrik kecil maupun ringan serta berbagai toko. 3. Low Class Residential atau yang dikenal dengan Pemukiman Kelas Bawah Nomor 3 pada gambar menunjukkan sektor kaum buruh maupun kaum murba. Pada kawasan tersebut pada umumnya terdiri dari tempat tinggal bagi kaum buruh serta kaum murba. Biasanya juga pemukiman yang ada dekat dengan lokasi pusat perdagangan karena kaum buruh yang bekerja di tempat dan lokasi yang menjadi pusat bisnis. 4. Middle Class Residential atau yang dikenal dengan Pemukiman Kelas Menengah Nomor 4 pada gambar menunjukkan sektor madyawisma. Pada kawasan tersebut pada umumnya terdiri dari tempat tinggal bagi para kaum menengah. 5. High Class Residential atau yang dikenal dengan Pemukiman Kelas Atas Nomor 5 pada gambar menunjukkan sektor adi wisma. Pada kawasan tersebut pada umumnya terdiri dari tempat tinggal bagi golongan atas maupun kaum elit. Biasanya sektor ini diisi oleh para kaum pejabat serta para eksekutif. Asumsi Teori Sektoral Asumsi yang pertama adalah faktor ekologis serta konsep sewa ekonomi yang digunakan untuk menjelaskan pola penggunaan lahan. Asumsi yang kedua adalah menekankan pada peran rute transportasi dalam mempengaruhi penataan ruang kota Asumsi yang ketiga adalah baik jarak serta arah pertumbuhan dari pusat kota dipertimbangkan. Asumsi yang keempat adalah membawa lokasi nilai kemudahan industri serta lingkungan sebagai penentu di tempat tinggal. Asumsi yang kelima adalah berbagai jalur yang ada di sepanjang pusat kota yang terbentang hingga perbatasan memiliki harga jual serta sewa tanah yang relatif rendah. Pelajari berbagai konsep geografi lainnya melalui buku Sistem Informasi Geografis Konsep2 Dasar Edisi Revisi karya Eddy Prahasta yang bisa kamu dapatkan di Gramedia. Teori Mengenai Tata Ruang Di Indonesia sendiri dengan total jumlah penduduk mencapai 265 juta orang dan akan terus bertambah, tata ruang menjadi salah satu penting yang harus dilakukan. Pahami secara sederhana mengenai tata ruang wilayah ini pada buku Tata Ruang Sungai Aluvial Dan Sungai Non-Aluvial dibawah ini. Selain teori sektoral, terdapat enam teori lainnya yang membahas mengenai tata ruang. Berbagai teori mengenai tata ruang tersebut dapat kamu pelajari melalui informasi di bawah ini. 1. Teori konsentris Teori mengenai tata ruang yang pertama adalah teori konsentris. Menurut teori konsentris ini, kota yang mengalami perkembangan dimulai dari pusatnya yang kemudian dengan seiring adanya pertambahan penduduk maka akan meluas ke daerah pinggiran menjauhi pusatnya. Interaksi antara penggunaan lahan serta manusia, baik dalam segi ekonomi, sosial, maupun politik menjadi pembentuk beberapa zona konsentris. Teori konsentris sendiri memiliki kekurangan yaitu tidak berlaku di negara lain di luar Amerika Serikat. Beberapa contoh kota yang menganut teori konsentris ini adalah Chicago, Kalkuta, Adelaide, London, dan sebagian besar kota yang ada di Indonesia. Terdapat pula asumsi teori konsentris, antara lain Populasi yang memiliki sosial budaya yang heterogen Industri komersil yang menjadi basis dari ekonomi Persaingan ruang di dalam zona ekonomi serta private ownership atau yang disebut juga sebagai ruang pribadi Perluasan area serta peningkatan populasi di sebuah kota Transportasi yang ada dinilai mudah, cepat, serta murah di setiap zona yang ada di sebuah kota Pusat sebuah kota merupakan pusat dari kegiatan ekonomi yang ada sehingga ruang di dekat pusat dapat menjadi terbatas serta memiliki nilai yang tinggi. Susunan Ruang Kota pada Teori Konsentris, terdiri dari 1. Central District Business atau Zona Pusat Kegiatan, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Yang pertama, zona pusat kegiatan merupakan inti dari sebuah kota. Yang kedua, zona pusat kegiatan memiliki intensitas yang tinggi dalam kegiatan komersil serta pemerintahan yang dapat dilihat melalui gedung perkantoran, pertokoan, dan sebagainya yang ada di sekitarnya. Yang ketiga, zona pusat kegiatan memiliki nilai harga jual maupun sewa tanah yang tinggi. Yang keempat, zona pusat kegiatan memiliki populasi untuk pemukiman yang sangat sedikit. Yang kelima, zona pusat kegiatan memiliki aksesibilitas mudah serta laju orang masuk maupun keluar dalam jumlah besar setiap harinya. 2. Transition Zone atau zona peralihan, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Yang pertama, zona peralihan terikat dengan central district business atau zona pusat kegiatan. Yang kedua, zona peralihan memiliki populasi penduduk yang heterogen serta tidak stabil baik dalam segi pemukiman maupun kegiatan sosial ekonomi di dalamnya. Yang ketiga, zona peralihan merupakan daerah yang ada pada sebuah kota dengan penduduk yang relatif miskin. Yang keempat, zona peralihan memiliki kualitas lingkungan permukiman yang semakin lama memburuk, dimana sering ditemukan daerah slum atau daerah permukiman dengan penduduk kumuh. Yang kelima, zona peralihan dapat diubah menjadi komplek untuk industri manufaktur, bidang perhotelan, apartemen, dan sebagainya yang digunakan sebagai rencana pembangunan kota. Yang keenam, zona peralihan memiliki tingkat kejahatan serta penyakit yang tertinggi pada sebuah kota. 3. Low Class Residential atau Workingmenâs Homes yang dikenal juga sebagai Zona Pemukiman Kelas Proletar Yang pertama, zona pemukiman kelas proletar pada umumnya memiliki kondisi pemukiman yang lebih baik dimana terdiri dari berbagai rumah kecil maupun rumah susun. Yang kedua, zona pemukiman kelas proletar memiliki populasi penduduk yang terdiri dari para pekerja yang memiliki penghasilan kecil seperti buruh. Yang ketiga, zona pemukiman kelas proletar memiliki transportasi yang dapat dikatakan masih relatif mudah serta murah yang dapat digunakan menuju tempat kerja. 4. Medium Class Residential Zone atau Zona Kelas Menengah Yang pertama, zona kelas menengah memiliki daerah permukiman yang pada umumnya diisi oleh para pekerja yang memiliki penghasilan menengah. Yang kedua, zona kelas menengah memiliki kondisi daerah permukiman yang lebih baik jika dibandingkan dengan kelas proletar, dimana pada umumnya memiliki bentuk permukiman horizontal maupun permukiman vertikal seperti contohnya sebuah apartemen. Yang ketiga, zona kelas menengah memiliki lokasi yang strategis dengan pusat perbelanjaan yang pada umumnya memiliki kondisi yang hampir sama dengan pusat perbelanjaan yang ada di pusat kota. 5. Commuters Zone atau Zona Penglaju Yang pertama, zona penglaju memasuki daerah belakang atau hinterland yang merupakan daerah yang menjadi batas antar desa dengan kota. Yang kedua, zona penglaju memiliki penduduk yang pada umumnya tinggal di pinggiran kota namun mereka bekerja di kota. Yang ketiga, zona penglaju memiliki biaya transportasi yang relatif tinggi menuju CBD jika dibandingkan dengan zona lainnya. Yang keempat, zona penglaju pada umumnya memiliki penduduk yang mempunyai pendapatan yang relatif tinggi. Dalam menjelaskan teori konsentris ini, Burgess juga selalu menggunakan istilah ekologis seperti contohnya adalah dominasi, invasi, serta suksesi. Istilah ekologis ini kemudian lebih diperjelas lagi secara terperinci oleh McKenzie. Menurut McKenzie, invasi sendiri dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yang terdiri dari 1. Tahap permulaan atau initial stage Tingkatan yang pertama adalah tahap permulaan. Dimana proses pada tingkatan ini ditandai dengan adanya gejala ekspansi geografis yang berasal dari sebuah kelompok sosial yang kemudian akan memperoleh tantangan dari penduduk daerah tersebut yang akan terkena dampak dari ekspansi yang dilakukan. 2. Tahap lanjutan atau secondary stage Tingkatan yang kedua adalah tahap lanjutan. Dimana proses pada tingkatan ini dapat dilihat melalui terjadinya persaingan yang diikuti dengan proses perpindahan atau displacement, seleksi, serta asimilasi. Pada umumnya, kelompok yang kalah bersaing akan melakukan ekspansi ke wilayah lain yang lebih lemah. 3. Tahap klimak atau climax stage Tingkatan yang ketiga adalah tahap klimak. Dimana proses pada tingkatan ini dapat dilihat jika sudah berada di wilayah maupun daerah yang lemah dimana proses seleksi baru terjadi dan pada saat itulah proses yang ada sudah mencapai tahap klimak. 2. Teori sektoral Teori mengenai tata ruang yang kedua adalah teori sektoral. Menurut teori sektoral ini, adanya pengelompokan dalam penggunaan lahan kota menjulur yang membuat potongan kue tart yang disesuaikan dengan kondisi geografis kota serta rute transportasi yang ada pada kota tersebut. 3. Teori inti ganda Teori mengenai tata ruang yang ketiga adalah teori inti ganda. Menurut teori inti ganda ini, sebuah kota berawal dari sebuah pusat yang kemudian menjadi sebuah bentuk yang kompleks. Bentuk kompleks tersebut terjadi disebabkan adanya kemunculan berbagai nukleus baru yang dapat berupa perguruan tinggi, bandara, dan juga sebagainya. Terdapat pula asumsi teori inti ganda, antara lain Perbedaan yang ada terhadap fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, seperti contohnya kegiatan industri. Aktivitas yang memiliki kemiripan dapat dikelompokkan bersama untuk mencapai keuntungan ekonomi yang dapat membuat munculnya beberapa zona khusus yang digunakan untuk perekonomian. Aktivitas perekonomian serta nilai pendapatan yang memiliki perbedaan dapat menjadi faktor penyebab adanya pemisahan antara zona untuk tempat tinggal. Susunan Ruang Kota pada Teori Inti Ganda, terdiri dari Zona pertama yang terdiri dari pusat kota atau CBD. Zona kedua yang terdiri dari daerah grosir serta manufaktur yang pada umumnya digunakan sebagai kawasan niaga serta industri ringan. Zona ketiga yang terdiri dari pemukiman kelas rendah yang pada umumnya digunakan sebagai kawasan murbawisma. Zona empat yang terdiri dari pemukiman kelas menengah yang pada umumnya digunakan sebagai kawasan madyawisma. Zona kelima yang terdiri dari pemukiman kelas tinggi yang pada umumnya digunakan sebagai kawasan adiwisma. Zona keenam yang terdiri dari daerah manufaktur berat yang pada umumnya digunakan sebagai pusat dari industri berat. Zona ketujuh yang terdiri dari daerah luar CBD atau pusat kota yang menjadi pusat niaga lain yang ada di pinggiran kota. Zona kedelapan yang terdiri dari pemukiman suburban yang merupakan sebuah upakota untuk kawasan madyawisma serta adiwisma. Zona kesembilan yang terdiri dari daerah industri suburban yang merupakan sebuah upakota untuk kawasan industri. 4. Teori konsektoral tipe Eropa Teori mengenai tata ruang yang keempat adalah teori konsektoral tipe Eropa. Menurut teori konsektoral tipe Eropa ini merupakan gabungan antara teori konsentris dengan sektoral. DImana penekanan konsentris yang ada lebih ditekankan atau ditonjolkan. 5. Teori konsektoral tipe Amerika Latin Teori mengenai tata ruang yang kelima adalah teori konsektoral tipe Amerika Latin. Dimana teori konsektoral tipe Amerika Latin ini pertama kali dikemukakan oleh Ernest Griffin serta Larry Ford tepatnya pada tahun 1980 yang didasari kajian penelitian yang dilakukan di Amerika Latin. 6. Teori poros Teori mengenai tata ruang yang keenam adalah teori poros. Teori poros sendiri pertama kali dikemukakan oleh Babcock tepatnya pada tahun 1932. Di dalam teori ini dibahas dan ditekankan pada peranan sebuah transportasi yang dapat mempengaruhi struktur keruangan kota. 7. Teori historis Teori mengenai tata ruang yang ketujuh adalah teori historis. Teori historis sendiri didasari pada analisis kenyataan historis yang memiliki kaitannya dengan perubahan tempat tinggal penduduk yang terjadi di dalam sebuah kota. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisienDiantaranya ialah teori memusat (konsentris) menurut Ernest W. Burgess (1929) yang meneliti struktur kota Chicago. Teori konsentris menyatakan bahwa daerah yang memiliki ciri kota dapat dibagi dalam lima zone, sebagai berikut: Zona pusat daerah kegiatan (PDK/CBD), terdapat pusat pertokoan besar (Dept. Store), gedung perkantoran yang bertingkat Teori Konsentris, Sektoral, & Inti Ganda â Pengantar Menurut sejarahnya, lahirnya suatu kota dikarenakan adanya urbanisasi dari akibat pertumbuhan penduduk, peningkatan kebutuhan, dan pesatnya iptek sehingga bermunculan permukiman-permukiman baru. Kota dapat dikatakan sebagai suatu lokasi yang memiliki pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah di belakangnya. Struktur ruang kota didasarkan pada keanekaragaman penggunana lahan sebagai cerminan dari variasi kebutuhan warganya. Hal ini dikarenakan industri yang menjadi tolak ukur dalam pembentukan struktur kota. Terdapat 3 macam teori struktur ruang kota, yaitu teori konsentris, teori sektoral, dan teori inti ganda. Teori Konsentris Ernest W. Burgess melakukan penelitan untuk Kota Chicago pada tahun 1923. Hasil menunjukkan bahwa perkembangan Kota Chicago membentuk sebuah pola penggunaan lahan yang konsentris dengan fungsi yang berbeda-beda. Teori konsentris meyakini bahwa perkembangan kota dimulai dari pusatnya yang kemudian meluas ke wilayah yang jauh dari pusat akibat peningkatan penduduk. Interaksi antara penggunaan lahan dan manusia, baik dalam segi ekonomi, sosial, ataupun politik membentuk beberapa zona konsentris. Kekurangan dari teori konsentris adalah tidak berlaku di negara selain Amerika Serikat. Contoh kota dengan teori konsentris adalah Chicago, London, Kalkuta, Adelaide, dan sebagian besar kota-kota di Indonesia. Asumsi Teori Konsentris Populasi dengan sosial budaya yang heterogen Industri komersil menjadi basis ekonomi Persaingan ruang untuk zona ekonomi dan ruang pribadi private ownership Perluasan area dan peningkatan populasi kota Transportasi dinilai mudah, cepat, dan murah di setiap zona kota Pusat kota untuk pusat kegiatan ekonomi sehingga ruang di dekat pusat menjadi terbatas dan bernilai tinggi Susunan Ruang Kota Teori Konsentris 1. Zona Pusat Kegiatan Central District Business Ciri-ciri Inti kota Intensitas yang tinggi untuk kegiatan komersil dan pemerintahan gedung perkantoran, pertokoan, dan lain-lain Nilai harga jual atau sewa tanah tinggi Populasi untuk permukiman sangat sedikit Aksesibilitas mudah dan laju orang masuk/keluar jumlahnya besar setiap harinya 2. Zona Peralihan Transition Zone Ciri-ciri Terikat dengan Zona Pusat Kegiatan Populasi penduduknya heterogen dan tidak stabil baik di permukiman atau kegiatan sosial ekonomi Daerah dengan berpenduduk miskin Kualitas lingkungan permukiman memburuk -> sering ditemukan daerah slum atau permukiman penduduk kumuh Dapat diubah menjadi komplek industri manufaktur, perhotelan, apartemen, dan lain-lain -> untuk rencana pembangunan kota Tingkat kejahatan dan penyakit tertinggi di kota 3. Zona Permukiman Kelas Proletar Low-Class Residential atau Workingmenâs Homes Ciri-ciri Kondisi permukimannya lebih baik -> umumnya rumah-rumah kecil atau rumah susun Populasi penduduknya merupakan para pekerja dengan berpenghasilan kecil buruh Transportasi dapat dikatakan masih relatif mudah dan murah menuju tempat bekerja 4. Zona Kelas Menengah Medium-Class Residential Zone Ciri-ciri Permukiman untuk para pekerja dengan berpenghasilan menengah Kondisi permukiman lebih baik dibandingkan kelas proletar -> permukiman horizontal ataupun permukiman vertikal apartemen Lokasinya strategis dengan pusat perbelanjaan sudah hampir sama kondisinya dengan yang berada di pusat kota 5. Zona Penglaju Commuters Zone Ciri-ciri Memasuki daerah belakang hinterland -> daerah batas desa â kota Penduduknya tinggal di pinggiran kota tetapi bekerjanya di kota Biaya transportasi relatif tinggi menuju CBD dibandingkan dengan zona lain Pendapatan penduduknya relatif tinggi Sumber gambar Andrews, 1981 Teori Sektoral Kritik pertama mengenai teori konsentris dilakukan oleh Hoomer Hoyt 1939. Penelitian yang dilakukan oleh Hoyt berdasarkan akan pemetaan rata-rata nilai sewa permukiman untuk setiap blok di setiap kota. Asumsi yang digunakan adalah adanya variasi penggunaan lahan di sekitar pusat kota CBD Zone, lalu berkembang dan masing-masing meluas ke zona lain. Pengelompokkan penggunaan lahan kota menjulur seperti irisan kue tar dan sifatnya lebih bebas. Hoyt juga mengungkapkan bahwa persaingan spasial bukan satu-satunya sumber perkembangan kota, tetapi juga faktor kondisi geografis, rute transportasi, dan kekerabatan sosial. Kelemahan teori ini adalah mengabaikan jenis penggunaan lahan lain selain permukiman. Contoh kota dengan teori sektoral antara lain California, Alberta, Boston, dan Calgary. Asumsi Teori Sektoral Daerah-daerah dengan harga jual atau sewa tanah tinggi biasanya terletak di luar kota Daerah-daerah dengan harga jual atau sewa tanah rendah merupakan jalur-jalur yang memanjang dari pusat ke perbatasan kota Zona pusat sebagai daerah pusat kegiatan Susunan Ruang Kota Teori Sektoral Zona I Pusat Kota Central District Business, meliputi perkantoran, pusat perbelanjaan, dan lain-lain Zona 2 Daerah Manufaktur, terdapat Kawasan industri ringan dan perdagangan Zona 3 Permukiman Kelas Rendah, berada di dekat pusat kota dan terdapat kawasan murbawisma tempat tinggal kaum buruh Zona 4 Permukiman Kelas Menengah, berada agak jauh dari pusat kota atau sektor industri dan terdapat kawasan madyawisma tempat tinggal kaum menengah Zona 5 Permukiman Kelas Atas, terdapat kawasan adiwisma tempat tinggal kaum atas Sumber gambar Andrews, 1981 Teori Inti Ganda Teori konsentris dan sektoral mendapat kritikan yang dikemukakan oleh Chauncy Harris dan Edward L. Ullman 1945. Mereka berpendapat bahwa teori struktur ruang kota tidak sesederhana seperti teori-teori sebelumnya. Teori inti ganda merupakan hasil dari pengamatan yang menunjukkan bahwa sebagian kota besar tidak tumbuh hanya dengan satu inti, melainkan adanya beberapa inti yang terpisah. Inti-inti tersebut berkembang sesuai dengan penggunaan lahannya yang fungsional dan keuntungan ekonomi menjadi dasar pertimbangan. Harris dan Ullman juga berpendapat bahwa perkembangan kota juga melihat kepada situs kota dan sejarahnya sehingga tidak ada urutan yang teratur. Asumsi Teori Inti Ganda Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan beberapa inti CBD adalah sebagai berikut. Perbedaan akan fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, misalnya kegiatan industri Aktivitas yang serupa dapat dikelompokkan bersama untuk keuntungan ekonomi sehingga munculnya beberapa zona khusus untuk perekonomian Aktivitas perekonomian dan nilai pendapatan yang berbeda menyebabkan adanya pemisahan zona untuk tempat tinggal Susunan Ruang Kota Teori Inti Ganda Zona 1 Pusat Kota atau CBD Zona 2 Daerah Grosir dan Manufaktur, digunakan untuk kawasan niaga dan industri ringan Zona 3 Permukiman Kelas Rendah, digunakan untuk kawasan murbawisma Zona 4 Permukiman Kelas Menengah, digunakan untuk kawasan madyawisma Zona 5 Permukiman Kelas Tinggi, digunakan untuk kawasan adiwisma Zona 6 Daerah Manufaktur Berat, sebagai pusat industri berat Zona 7 Daerah Luar CBD, pisat niaga lain di pinggiran kota Zona 8 Permukiman Suburban, merupakan upakota untuk kawasan madyawisma dan adiwisma Zona 9 Daerah Industri Suburban, merupakan upakota untuk kawasan industri Sumber gambar Andrews, 1981 Artikel Teori Konsentris, Sektoral, & Inti Ganda Kontributor Dema Amalia, Alumni Geografi FMIPA UI Dilansirdari ensiklopedia. Terbentuknya pusat pertumbuhan memberikan pengaruh pada perkembangan daerah sekitarnya terutama dipengaruhi oleh faktor Lokasi daerah yang strategis. Soal dan kunci jawaban lainnya : Proses dalam repirasi aerob yang menghasilkan H2O adalah; Dalam teori konsentris, inti kota merupakan zona
Teori konsentris â Sadarkah engkau ketika melihat pada sebuah maps maupun pemandangan dari atas, terserah ii kabupaten-kota di bumi yang memiliki rupa pola yang selevel dan ada kembali nan berbeda. Ada kota nan penuh dengan bangunan industrial serta ada juga kota nan sebagian ki akbar yakni bangunan pemukiman. Kok begitu? Dalam sebuah wilayah kecil sebagaimana kota tambahan pula wilayah besar seperti sebuah negara, gedung dan rumah-kondominium didirikan berlandaskan sebuah pola strategis yang konsisten dan terstruktur. Bukan sekedar mengejar lahan yang kosong sekadar. Setiap pembangunan dilakukan bersendikan tata kota yang bisa jadi berbeda pada setiap negara. Itulah mengapa ketika kita melalui kawasan pemerintahan, area pendidikan sebagian besar bangunan sekolah satu dengan lainnya memiliki jarak yang dekat. Situasi tersebut juga lain abolisi dari peran sebuah tata ii kabupaten nan mengatur struktur pembangunan pada sebuah daerah. Dalam neraca yang lebih samudra, sebuah negara sekali lagi dibangun dengan penataan yang ki ajek dan adanya penjatahan zona wilayah untuk perkotaan, industri, pemukiman dan lainnya. Lalu bagaimana sebuah pengelolaan kota mengeset pembangunan serta pengalokasian wilayahnya? Mempelajari Pengelolaan Ruang Kota Pengertian Tata Ulas Daerah tingkat Manfaat Tata Ruang Daerah tingkat Memahami Teori Perencanaan Tata Ruang Daerah tingkat Teori Konsentris Pendistribusian Kawasan Dalam Teori Konsentris Ciri Teori Konsentris Tahap Penataan Kota Berlandaskan Teori Konsentris Initial Stage Secondary Stage Climax Stage Siasat Tentang Penataan Daerah tingkat Mempelajari Pengelolaan Ruang Daerah tingkat Mengapa terserah beberapa provinsi kumuh plong sebuah kota? Kenapa pemukiman berlimpah kebanyakan makin hampir dengan kawasan tepian dari pada sosi kota? Kamu mungkin rangkaian bertanya-tanya demikian ketika mendaras peta atau mempelajari geografi satu wilayah. Jawabannya adalah mungkin kota yang kamu maksud menirukan sebuah pola tata ruang kota. Lantas, apa sih sepatutnya ada tata ira kota itu? Signifikansi Tata Urat kayu Kota Tata ira kota adalah sebuah pola nan digunakan makanya pemerintah bikin melakukan penataan pembangunan plong sebuah kota kendati terorganisasi dengan baik. Adanya penataan ruang kota ini supaya bisa mewujudkan wilayah perkotaan nan strategis, nyaman dan mulia. Sehingga sarana dan prasarana dapat difungsikan secara maksimal maka dari itu para penduduk kota. Makin berbunga itu adanya pengelolaan kota juga memungkinkan distribusi yang baik dan cepat dalam peristiwa kebersihan, kebutuhan produk dan perbaikan atau perawatan secara berkala. Ibarat belajar fisika tata pangsa kota adalah rumusnya, mudahmudahan pemerintah tidak keseleo gelanggang ketika mengerjakan pembangunan. Misalnya pada sebuah program perencanaan pembangunan tahunan tentu adalah sebuah proyek osean nan tak boleh meleset sedikitpun dari ancangan. Maka adanya penataan pangsa kota akan tinggal membantu mereka mendirikan konstruksi yang sesuai dengan arena dan fungsinya. Coba bayangkan, apabila sebuah kota bukan memiliki komplet penataan intern perencanaan pembangunan. Maka yang terjadi merupakan kemacetan dimana-mana, tidak hanya jalanan nan tertentang penuh sesak namun gedung kembali banyak mengalir perlahan-lahan di tempat-panggung tidak strategis, sehingga membentuk semuanya tampak cerai-berai. Misalnya sebuah mall yang harusnya berada di wilayah kota dan industri perkantoran, tapi dibangun di dekat pedesaan ataupun pinggiran. Maka yang mungkin terjadi yaitu mall tersebut tidak akan gempita tamu. Sebab pusat beli awam pedesaan yang sedikit membuat penduduk seputar lebih gemar membeli-beli di pasar. Oleh karena itu, penataan sebuah kota memiliki peranan penting untuk menciptakan menjadikan kota yang nyaman, sani dan taktis. Selain itu ada pula sejumlah manfaat bukan dengan adanya tata ruang ini. Manfaat Tata Ruang Kota Melewati penataan dan pengelolaan kota, sebuah area bisa dimanfaatkan secara maksimal keadaan ini juga memungkinkan adanya pengembangan puas sebuah wilayah di kota. Misalnya pada daerah pabrik yang jauh dari pemukiman gemuk memaksimalkan produksi mereka sebab tidak prosesnya tidak mengganggu penduduk setempat. Ada juga sebuah negeri pedesaan yang banyak menghasilkan biji kemaluan-buahan boleh menjadi desa wisata dan mengembangan potensi desa ataupun penduduk setempat. Selain itu, adanya penataan pangsa ini juga berfungsi bagi pemerataan pembangunan yang setinggi pada seluruh wilayah di kota, memudahkan perencanaan pembangunan serta melicinkan rencana lokasi untuk pemodalan di seluruh daerah kabupaten dan daerah tingkat. Dengan adanya model pengaruh dan pengelolaan ruang ii kabupaten yang baik ini dapat mewujudkan keseimbangan antara wilayah kabupaten dan kota sehingga seimbang dan semakin potensial. Jika kita melalui beberapa ajang di sebuah kota yang mempunyai jalur yang baik, rindang dan hijau karena adanya pepohonan, lampu-lampu jalan yang tersusun rapi, tambahan pula trotoar nan sepan cak bagi pejalan kaki. Semuanya tidak terlepas berasal peranan sistem penataan ii kabupaten ini. sehingga ketika bepergian kamu bisa mengintai bahwa segalanya tersusun rapi dan ekuivalen. Hal ini tentu menjadi pemandangan yang nyaman bagi siapapun yang melewatinya. Alih-alih bikin sekedar keanggunan, sistem penyelenggaraan ruang ini menjadi begitu terdepan kerjakan efektifitas penduduk ii kabupaten. Kronologi menjadi tidak macet, tidak suka-suka warung kaki lima yang tersebar semrawutâ dan masih banyak kepentingan lainnya yang lagi dipaparkan intern taktik mengenai penataan kota berikut. Mengeset Ii kabupaten Melalui Bagan Detail Manajemen Pangsa M. Arszandi Pratama, Dkk Kalau kamu mematamatai pemandangan kota-kota di negara bertamadun, suka-suka satu pertukaran mencolok dengan kota di Indonesia, penataannya. Kota-kota di negara maju sudah jauh kian tinggal memiliki sistem penataan pangsa kota yang politis dan konsisten. Tentu Indonesia seumpama negara gugusan pulau pula mempunyai obstruksi bermula bentuk topografi alamnya, cuma melampaui buku ini kamu bisa mempelajari cara penataan kota layaknya negara maju. Sebab, terserah banyak ii kabupaten di Indonesia yang sedemikian itu potensial kerjakan takhlik pengelolaan ii kabupaten strategis. Memahami Teori Perencanaan Manajemen Ruang Ii kabupaten Seperti yang mutakadim disampaikan, bahwa adanya tata pangsa ii kabupaten ini seperti sebuah rumus bagi pemerintah perencanaan cak bagi mengeset, mengelola dan menghasilkan daerah tingkat yang baik. Maka kehadirannya tidak lekang bermula sebuah teori-teori yang adv minim banyak mempengaruhi sistem penataannya. Salah suatu teori nan terkenal adalah teori konsentris yang menjadi sebuah acuan banyak negara dalam merumuskan cara penataan kota. Teori Konsentris Teori konsentris merupakan sebuah teori pencatuan wilayah yang mana dimulai pecah pusat perkotaan hingga perbatasan yang membentuk sebuah komplet lingkaran atau seperti sebuah gelang. Teori konsentris pertama dicetuskan oleh Ernest W. Burgess nan berprofesi sebagai sendiri ahli sosiologi bawah Amerika Persekutuan dagang. Burgess sebelum menemukan teori tersebut sudah berbuat penelitian terhadap perkembangan daerah tingkat Chicago pada 1920. Menurutnya ii kabupaten tersebut sudah berkembang pesat hingga sreg zona pinggiran nan membentuk sebuah pola-pola. Contoh ini seperti sebuah ikatan lingkaran dimana bagian tengah lingkaran yakni pusat daerah tingkat. Berdasarkan teori konsentris kepunyaan Burgess, sebuah kota terbagi dalam lima kawasan yang mengeliling seperti sebuah lingkaran. Bilang komplet daerah tingkat lian yang sekali lagi menerapkan penataan ruang kota dengan teori konsentris ini adalah London, Kalkuta dan Adelaide. Di Indonesia sendiri rumpil bakal melakukan penataan kota dengan teori konsentris ini sebab topografi tanah yang tidak buruk perut rata. Kondisi pan-ji-panji kita yang telah sejak dahulu mumbung dengan n baruh rendah, dataran strata, gunung, hutan dan lebih lagi terpisahkan laut atau selat menyebabkan kurang memungkinkannya penerapan konsentris ini. Pembagian Negeri Intern Teori Konsentris Jika digambarkan pada sebuah kertas, teori konsentris ini berbentuk seperti kalangan didalam lingkaran yang tersusun privat 5 bagian. Dimana babak terkecil berada ditengah-paruh sebagai pusatnya, dan putaran terbesar berada di sisi paling luar. Sesuai yang nikah digambarkan Ernest W. Burgess, konsentris mengacu pembagian zona atau kawasan di 5 daerah berbeda. Berikut detail penjelasannya bersendikan model. Daerah 1 merupakan Central Business District Pada zona alias distrik ini merupakan area pusat cak bagi kegiatan, yang meliputi segala kegiatan politik, ekonomi, sosial hingga budaya. Semuanya terjadi internal wilayah ini. Maka sreg kawasan satu ini akan ada banyak konstruksi perkantoran, mall, perbelanjaan dan lainnya. Sehingga mungkin kawasan pusat ini akan begitu sibuk seperti kota metropolitan yang bukan rangkaian tidur dan ramai. Kawasan 2 merupakan Zona Peralihan Sehabis keluar dari area menggandar, akan suka-suka kawasan dimana rata-rata merupakan jalan besar, tol, jembatan nan sebagian lautan pemukim sekitarnya ialah orang-makhluk yang tuna wisma. Kawasan 3 yakni Working Menâs Homes atau distrik Pemukiman Pekerja Di kawasan ini sebagian besar orang yang tinggal atau menempati adalah para pekerja. Lazimnya cucu adam yang bekerja akan membidik memilih tempat dahulu yang tidak jauh dari mileu kerja mereka. Biaya hidup cak bagi tinggal di area ini pula condong jauh lebih miring daripada pemukiman elit. Ini kembali dipengaruhi oleh gaji dan pemasukan para pekerja tersebut setiap bulannya. Kawasan 4 ialah Better Residence ataupun Pemukiman Yang Kian Baik Orang-insan yang berada di provinsi ini memusat n kepunyaan finansial nan sekali lagi lebih baik semenjak warga di kawasan tidak. Jaraknya yang jauh berasal daya hiruk pikuk daerah tingkat membuat provinsi pemukiman disini terasa jauh makin nyaman, tenang dan lugu. Maka bukan heran apabila harga bangunan di area ini sekali lagi jauh lebih mahal. Distrik 5 adalah zona penglaju atau Commuters Privat area paling luar dari model guri, biasanya daerah ini bisa jaadi merupakan area pinggiran atau bisa juga merupakan provinsi perbatasan dengan kota atau area enggak. wilayah marginal seperti tepi pantai, persinggahan dan lainnya apabila daerah tingkat tersebut n kepunyaan pantai, atau bisa juga sebuah daerah yang menjadi batas pergantian dua ii kabupaten sama dengan Tangerang dan Depok. Di area 5 ini pada kota dengan kependudukan yang tinggi, pada umumnya n kepunyaan total penduduk minimal padat tinimbang empat provinsi sebelumnya. Situasi ini juga disebabkan karena adanya variasi diversifikasi tiang penghidupan serta radiks para penduduk disana. Ciri Teori Konsentris Apabila sebuah kota dibangun berdasarkan teori konsentris maka kita dapat mengintai sebuah ciri yang sangat kali terjadi pada penempatan teori ini dalam jangka strata. Ciri paling segara adalah di n domestik daerah pusat bisnis, ada kemungkinan terjadinya perluasan zona yang disebabkan Invasi. Jika sebuah daerah tingkat memiliki kemajuan ekonomi yang pesat lain mengerudungi kemungkinan adanya pelebaran kawasan pusat komersial ini kearah asing sehingga membuat daerah perlintasan menjadi semakin sempit. Ini juga memungkinkan adanya kesenjangan tidak seperti timbulnya pemukiman kumuh di antara provinsi siasat. Hal tersebut boleh jadi terjadi karena semakin tingginya ekonomi di sentral takhlik harga tanah dan jenggala menjadi semakin mahal, sehingga akan cak semau penduduk-pemukim di kawasan peralihan yang semakin cacat mampu dan tinggal di ruang ii kabupaten yang kotor. Tahap Penataan Kota Berlandaskan Teori Konsentris Dalam proses perwujudannya, sebuah kota atau daerah dapat memberlakukan penataan ruang kota menggunakan teori konsentris, membutuhkan waktu yang lama serta secara bertahap. Bayangkan cuma apabila kamu menata seluruh ruang dalam rumah saja membutuhkan waktu dan dilakukan secara ajek. Apabila tidak mungkin wujud penataan tersebut tidak akan terjadi sesuai harapan sebab masih ada satu atau dua hal yang terlewat. Kalaupun bisa orang nan melakukannya akan begitu payah. Sedemikian itu pula dengan sebuah ii kabupaten, adanya kota yang nyaman, rapi dan strategis juga merupakan proyek paser panjang dimana pengerjaannya harus kurang demi adv minim. Namun upaya tersebut bisa jadi akan menjadi lebih mudah dan ringan apabila adanya kontribusi berpunca banyak pihak sekali lagi. Singkatnya ada sejumlah tahapan yang diperlukan lakukan mewujudkan teori konstris ini n domestik sebuah daerah. N domestik membangun sebuah provinsi supaya dapat terintegrasi yang mana di tahap semula akan adanya kemunculan kawasan 1 disebabkan oleh adanya dominasi, Invasi, dan konsekusi. Detik istilah ekologis ini kembali sayang disebut-sebut makanya Burgess selama pemaparannya adapun teori konsentris. Menurut Mckenzie seorang ekologis yang juga mendukung teori ini menyatakan bahwa adanya tata kota konsentris sebagian samudra dipengaruhi oleh Invasi yang terbagi pada tiga tahap. Initial Stage Yakni permulaan dimana ada beberapa hal boncel yang memicu terjadinya ekspansi kewedanan. Plong rata-rata ini ditandai dengan adanya suatu kelompok sosial yang memperluas pengembangan geografisnya. Secondary Stage Dalam tahap lanjutan ini kemungkinan akan tiba muncul evakuasi, asimilasi dan seleksi kelompok masyarakat. Umumnya pada kelompok masyarakat tersebut melakukan ekspansi Climax Stage Apabila sudah berada di wilayah bau kencur maka akan unjuk adanya sebuah suksesi sebagai tahap klimaks. Dengan adanya tiga tahap tersebut maka jelas sebuah penataan kota terbentuk secara perlahan-lahan dengan adanya invasi tersebut. Di Indonesia sendiri meskipun masih runyam cak bagi melakukan penerapan teori konsentris ini hanya tidak menutup probabilitas adanya sejumlah perubahan sistem dalam pengelolaan ruang kota selama solusi tersebut lebih baik. Penataan kota ini boleh berjalan dengan baik apabila semua aspek mulai dari pemerintah sampai penduduknya turut serta membantu menjalankan proses penataan kendati bisa berjalan dengan baik dan lancar. Buku Tentang Penataan Kota Tidak hanya sebuah kota saja, lebih-lebih sebuah desa pun memungkinkan memiliki pola penataan biar bertambah indah dan nyaman. Selain teori konsentris ini, sebenarnya masih ada sistem penataan daerah tingkat nan sayang digunakan merupakan dengan sistem sektoral dan inti ganda. Namun apapun teorinya penataan kota ini tidak tanggal semenjak perencanaan pembangunan konstruksi, peletakan yojana atau rimba dan kembali perkiraan kempang transportasi. Semuanya dijelaskan kerumahtanggaan beberapa pokok berikut. Model Perencanaan Hutan Kota Contoh Perencanaan Vegetasi Rimba Kota Mppm Membicarakan sebuah ii kabupaten nan asri dan nyaman tentu lain jauh dari hutan dan taman yang mulai banyak diwujudkan sreg banyak daerah tingkat di Indonesia. Maka melalui buku ini anda boleh memaklumi bagaimana sistem vegetasi untuk hutan di sebuah kota. Penasaran? Dapatkan bukunya yuk! Bagi sira yang bisa jadi mengambil jurusan seperti teknik lingkungan maupun pekerjaan lain nan sedikit banyak berhubungan dengan tata kota, kamu juga bisa mendaras beberapa literasi yang membahas mengenai sistem penataan lega sebuah kota. Berikut ini sejumlah referensi buku yang barangkali dapat membantu anda mempelajari kian banyak tentang penyelenggaraan ruang kota. Tapak Penataan Daerah Bogor Riwayat Kota-Tapak Penataan Wilayah Bogor Litbang Kompas Seni taman Berada Perkotaan Seni taman Produktif Perkotaan SITI NURUL ROFIQO IRWAN Transformasi Ruang Kota Mencari Kesamarataan Sosial-Ekologis Prisma Edisi Konversi Ira Kota Mengejar Keadilan Sosial-Ekologis Tim Prisma Buletin Dengan mempelajari tata ruang daerah tingkat kamu dapat mengenali dan memperkirakan seperti mana apa tata ruang nan ada di ii kabupaten kamu. beberapa kota di Indonesia sama dengan Bogor juga memiliki riwayat penataan kotanya. Seiring berjalannya waktu ira kota semakin berkembang dan kepadatan penduduk kembali akan meningkat. Sehingga kerap ada probabilitas adanya perubahan sistem perencanaan pembangunan. Jika kamu tertarik, kamu bisa mendapatkan buku lainnya sebagai referensi di Gramedia. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital tahun kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir buat memudahkan dalam mencampuri persuratan digital Anda. Klien B2B Bibliotek digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.â Custom log Akses ke ribuan buku bermula penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol taman pustaka Anda Tersedia dalam tribune Android dan IOS Tersuguh fitur admin dashboard bakal melihat laporan kajian Butir-butir statistik lengkap Aplikasi lega dada, praktis, dan efisien
Teori konsentris â Sadarkah kamu ketika melihat pada sebuah maps atau pemandangan dari atas, ada kota-kota di dunia yang memiliki rupa pola yang sama dan ada pula yang berbeda. Ada kota yang penuh dengan bangunan industrial serta ada juga kota yang sebagian besar adalah bangunan pemukiman. Mengapa begitu? Dalam sebuah wilayah kecil seperti kota bahkan wilayah besar seperti sebuah negara, bangunan dan rumah-rumah didirikan berdasarkan sebuah pola strategis yang konsisten dan terstruktur. Bukan sekedar mencari lahan yang kosong saja. Setiap pembangunan dilakukan berdasarkan tata kota yang mungkin berbeda pada setiap negara. Itulah mengapa ketika kita melalui area pemerintahan, area pendidikan sebagian besar bangunan sekolah satu dengan lainnya memiliki jarak yang dekat. Hal tersebut juga tidak lepas dari peran sebuah tata kota yang mengatur struktur pembangunan pada sebuah wilayah. Dalam skala yang lebih besar, sebuah negara juga dibangun dengan penataan yang konsisten dan adanya pembagian zona wilayah untuk perkotaan, industri, pemukiman dan lainnya. Lalu bagaimana sebuah tata kota mengatur pembangunan serta pembagian wilayahnya? Mempelajari Tata Ruang KotaPengertian Tata Ruang KotaManfaat Tata Ruang KotaMemahami Teori Perencanaan Tata Ruang KotaTeori KonsentrisPembagian Kawasan Dalam Teori KonsentrisCiri Teori KonsentrisTahap Penataan Kota Berdasarkan Teori KonsentrisInitial StageSecondary StageClimax StageBuku Tentang Penataan Kota Mempelajari Tata Ruang Kota Mengapa ada beberapa wilayah kumuh pada sebuah kota? Kenapa pemukiman mewah kebanyakan lebih dekat dengan kawasan pinggiran dari pada pusat kota? Kamu mungkin pernah bertanya-tanya demikian ketika membaca peta atau mempelajari geografi suatu wilayah. Jawabannya adalah mungkin kota yang kamu maksud mengikuti sebuah pola tata ruang kota. Lantas, apa sih sebenarnya tata ruang kota itu? Pengertian Tata Ruang Kota Tata ruang kota adalah sebuah pola yang digunakan oleh pemerintah untuk melakukan penataan pembangunan pada sebuah kota supaya terorganisasi dengan baik. Adanya penataan ruang kota ini supaya dapat mewujudkan wilayah perkotaan yang strategis, nyaman dan indah. Sehingga sarana dan prasarana dapat difungsikan secara maksimal oleh para penduduk kota. Lebih dari itu adanya tata kota juga memungkinkan distribusi yang baik dan cepat dalam hal kebersihan, kebutuhan barang dan perbaikan atau perawatan secara berkala. Ibarat belajar fisika tata ruang kota adalah rumusnya, agar pemerintah tidak salah tempat ketika melakukan pembangunan. Misalnya pada sebuah program perencanaan pembangunan tahunan tentu merupakan sebuah proyek besar yang tidak boleh meleset sedikitpun dari perkiraan. Maka adanya penataan ruang kota akan sangat membantu mereka mendirikan bangunan yang sesuai dengan tempat dan fungsinya. Coba bayangkan, apabila sebuah kota tidak memiliki pola penataan dalam perencanaan pembangunan. Maka yang terjadi adalah kemacetan dimana-mana, tidak hanya jalanan yang tampak penuh sesak namun bangunan juga banyak berdiri di tempat-tempat tidak strategis, sehingga membuat semuanya tampak berantakan. Misalnya sebuah mall yang harusnya berada di wilayah kota dan industri perkantoran, tapi dibangun di dekat pedesaan atau pinggiran. Maka yang mungkin terjadi adalah mall tersebut tidak akan ramai pengunjung. Sebab daya beli masyarakat pedesaan yang rendah membuat penduduk sekitar lebih suka berbelanja di pasar. Oleh karena itu, penataan sebuah kota memiliki peranan penting untuk mewujudkan kota yang nyaman, indah dan strategis. Selain itu ada pula sejumlah manfaat lain dengan adanya tata ruang ini. Manfaat Tata Ruang Kota Melalui penataan dan pengelolaan kota, sebuah wilayah dapat dimanfaatkan secara maksimal hal ini juga memungkinkan adanya pengembangan pada sebuah wilayah di kota. Misalnya pada kawasan industri yang jauh dari pemukiman mampu memaksimalkan produksi mereka sebab tidak prosesnya tidak mengganggu penduduk setempat. Ada pula sebuah kawasan pedesaan yang banyak menghasilkan buah-buahan dapat menjadi desa wisata dan mengembangan potensi desa maupun penduduk setempat. Selain itu, adanya penataan ruang ini juga berfungsi untuk pemerataan pembangunan yang seimbang pada seluruh wilayah di kota, memudahkan perencanaan pembangunan serta memudahkan rencana lokasi untuk investasi di seluruh wilayah kabupaten dan kota. Dengan adanya pola pengaturan dan pengelolaan ruang kota yang baik ini dapat mewujudkan keseimbangan antara wilayah kabupaten dan kota sehingga seimbang dan semakin potensial. Jika kita melalui beberapa tempat di sebuah kota yang memiliki jalur yang baik, rindang dan hijau karena adanya pepohonan, lampu-lampu jalan yang tersusun rapi, bahkan trotoar yang layak bagi pejalan kaki. Semuanya tidak terlepas dari peranan sistem penataan kota ini. sehingga ketika berjalan kamu bisa melihat bahwa segalanya tersusun rapi dan sama. Hal ini tentu menjadi pemandangan yang nyaman bagi siapapun yang melewatinya. Alih-alih untuk sekedar keindahan, sistem tata ruang ini menjadi begitu penting bagi efektifitas penduduk kota. Jalan menjadi tidak macet, tidak ada warung kaki lima yang tersebar semrawutâ dan masih banyak manfaat lainnya yang juga dipaparkan dalam buku tentang penataan kota berikut. Menata Kota Melalui Rencana Detail Tata Ruang M. Arszandi Pratama, Dkk Jika kamu melihat pemandangan kota-kota di negara maju, ada satu perubahan mencolok dengan kota di Indonesia, penataannya. Kota-kota di negara maju sudah jauh lebih dahulu memiliki sistem penataan ruang kota yang strategis dan konsisten. Tentu Indonesia sebagai negara kepulauan juga memiliki kendala dari bentuk topografi alamnya, namun melalui buku ini kamu bisa mempelajari cara penataan kota layaknya negara maju. Sebab, ada banyak kota di Indonesia yang begitu potensial untuk mewujudkan tata kota strategis. Memahami Teori Perencanaan Tata Ruang Kota Seperti yang telah disampaikan, bahwa adanya tata ruang kota ini seperti sebuah rumus bagi pemerintah perencanaan untuk mengatur, mengelola dan menghasilkan kota yang baik. Maka kehadirannya tidak lekang dari sebuah teori-teori yang sedikit banyak mempengaruhi sistem penataannya. Salah satu teori yang terkenal adalah teori konsentris yang menjadi sebuah acuan banyak negara dalam merumuskan cara penataan kota. Teori Konsentris Teori konsentris merupakan sebuah teori pembagian wilayah yang mana dimulai dari pusat perkotaan hingga pinggiran yang membentuk sebuah pola lingkaran atau seperti sebuah gelang. Teori konsentris pertama dicetuskan oleh Ernest W. Burgess yang berprofesi sebagai seorang sosiolog asal Amerika Serikat. Burgess sebelum menemukan teori tersebut telah melakukan penelitian terhadap perkembangan kota Chicago pada 1920. Menurutnya kota tersebut telah berkembang pesat hingga pada zona pinggiran yang membentuk sebuah pola-pola. Pola ini seperti sebuah susunan lingkaran dimana bagian tengah lingkaran merupakan pusat kota. Berdasarkan teori konsentris milik Burgess, sebuah kota terbagi dalam lima kawasan yang mengeliling seperti sebuah lingkaran. Beberapa contoh kota lian yang juga menerapkan penataan ruang kota dengan teori konsentris ini adalah London, Kalkuta dan Adelaide. Di Indonesia sendiri sulit untuk melakukan penataan kota dengan teori konsentris ini sebab topografi tanah yang tidak selalu rata. Kondisi alam kita yang sudah sejak dahulu penuh dengan dataran rendah, dataran tinggi, gunung, hutan dan bahkan terpisahkan laut atau selat menyebabkan kurang memungkinkannya penerapan konsentris ini. Pembagian Kawasan Dalam Teori Konsentris Jika digambarkan pada sebuah kertas, teori konsentris ini berbentuk seperti lingkaran didalam lingkaran yang tersusun dalam 5 bagian. Dimana bagian terkecil berada ditengah-tengah sebagai pusatnya, dan bagian terbesar berada di sisi paling luar. Sesuai yang pernah digambarkan Ernest W. Burgess, konsentris mengacu pembagian zona atau kawasan di 5 wilayah berbeda. Berikut detail penjelasannya berdasarkan model. Kawasan 1 adalah Central Business District Pada zona atau kawasan ini merupakan kawasan pusat untuk kegiatan, yang meliputi segala kegiatan politik, ekonomi, sosial hingga budaya. Semuanya terjadi dalam kawasan ini. Maka pada kawasan satu ini akan ada banyak bangunan perkantoran, mall, perbelanjaan dan lainnya. Sehingga mungkin kawasan pusat ini akan begitu sibuk seperti kota metropolitan yang tidak pernah tidur dan ramai. Kawasan 2 merupakan Zona Peralihan Setelah keluar dari kawasan bisnis, akan ada kawasan dimana kebanyakan merupakan jalan besar, tol, jembatan yang sebagian besar penduduk sekitarnya adalah orang-orang yang tuna wisma. Kawasan 3 yakni Working Menâs Homes atau kawasan Pemukiman Pekerja Di kawasan ini sebagian besar orang yang tinggal atau menempati adalah para pekerja. Kebanyakan orang yang bekerja akan cenderung memilih tempat tinggal yang tidak jauh dari lingkungan kerja mereka. Biaya hidup untuk tinggal di kawasan ini juga cenderung jauh lebih miring daripada pemukiman elit. Ini juga dipengaruhi oleh gaji dan pemasukan para pekerja tersebut setiap bulannya. Kawasan 4 adalah Better Residence atau Pemukiman Yang Lebih Baik Orang-orang yang berada di kawasan ini cenderung memiliki finansial yang juga lebih baik dari penduduk di kawasan lain. Jaraknya yang jauh dari pusat hiruk pikuk kota membuat kawasan pemukiman disini terasa jauh lebih nyaman, tenang dan bersih. Maka tidak heran apabila harga bangunan di daerah ini juga jauh lebih mahal. Kawasan 5 merupakan zona penglaju atau Commuters Dalam kawasan paling luar dari model lingkaran, biasanya daerah ini bisa jaadi merupakan daerah pinggiran atau bisa juga merupakan daerah perbatasan dengan kota atau provinsi lain. daerah pinggiran seperti tepi pantai, pelabuhan dan lainnya apabila kota tersebut memiliki pantai, atau bisa juga sebuah daerah yang menjadi batas peralihan dua kota seperti Tangerang dan Depok. Di kawasan 5 ini pada kota dengan kependudukan yang tinggi, pada umumnya memiliki jumlah penduduk paling padat daripada empat kawasan sebelumnya. Hal ini juga disebabkan karena adanya variasi jenis pekerjaan serta asal para penduduk disana. Ciri Teori Konsentris Apabila sebuah kota dibangun berdasarkan teori konsentris maka kita dapat melihat sebuah ciri yang sangat mungkin terjadi pada penempatan teori ini dalam jangka panjang. Ciri paling besar adalah di dalam daerah pusat bisnis, ada kemungkinan terjadinya perluasan zona yang disebabkan Invasi. Jika sebuah kota memiliki kemajuan ekonomi yang pesat tidak menutup kemungkinan adanya pelebaran kawasan pusat bisnis ini kearah luar sehingga membuat kawasan peralihan menjadi semakin sempit. Ini juga memungkinkan adanya kesenjangan lain seperti timbulnya pemukiman kumuh di antara kawasan pusat. Hal tersebut mungkin terjadi karena semakin tingginya ekonomi di pusat membuat harga tanah dan pangan menjadi semakin mahal, sehingga akan ada penduduk-penduduk di kawasan peralihan yang semakin kurang mampu dan tinggal di ruang kota yang kumuh. Tahap Penataan Kota Berdasarkan Teori Konsentris Dalam proses perwujudannya, sebuah kota atau daerah dapat memberlakukan penataan ruang kota menggunakan teori konsentris, membutuhkan waktu yang lama serta secara bertahap. Bayangkan saja apabila kamu mengatur seluruh ruang dalam rumah saja membutuhkan waktu dan dilakukan secara berkala. Apabila tidak mungkin wujud penataan tersebut tidak akan terjadi sesuai harapan sebab masih ada satu atau dua hal yang terlewat. Kalaupun bisa orang yang melakukannya akan begitu lelah. Begitu pula dengan sebuah kota, adanya kota yang nyaman, rapi dan strategis juga merupakan proyek jangka panjang dimana pengerjaannya harus sedikit demi sedikit. Namun upaya tersebut mungkin akan menjadi lebih mudah dan ringan apabila adanya kontribusi dari banyak pihak juga. Singkatnya ada sejumlah tahapan yang diperlukan untuk mewujudkan teori konstris ini dalam sebuah wilayah. Dalam membangun sebuah daerah supaya dapat terstruktur yang mana di tahap awal akan adanya kemunculan kawasan 1 disebabkan oleh adanya dominasi, Invasi, dan suksesi. Ketika istilah ekologis ini juga kerap disebut-sebut oleh Burgess selama pemaparannya mengenai teori konsentris. Menurut Mckenzie seorang ekologis yang juga mendukung teori ini menyatakan bahwa adanya tata kota konsentris sebagian besar dipengaruhi oleh Invasi yang terbagi pada tiga tahap. Initial Stage Merupakan permulaan dimana ada beberapa hal kecil yang memicu terjadinya ekspansi wilayah. Pada umumnya ini ditandai dengan adanya suatu kelompok sosial yang memperluas ekspansi geografisnya. Secondary Stage Dalam tahap lanjutan ini kemungkinan akan mulai muncul perpindahan, asimilasi dan seleksi kelompok masyarakat. Umumnya pada kelompok masyarakat tersebut melakukan ekspansi Climax Stage Apabila sudah berada di wilayah baru maka akan muncul adanya sebuah suksesi sebagai tahap klimaks. Dengan adanya tiga tahap tersebut maka jelas sebuah penataan kota terbentuk secara bertahap dengan adanya invasi tersebut. Di Indonesia sendiri meskipun masih sulit untuk melakukan penerapan teori konsentris ini namun tidak menutup kemungkinan adanya sejumlah perubahan sistem dalam tata ruang kota selama solusi tersebut lebih baik. Penataan kota ini dapat berjalan dengan baik apabila semua aspek mulai dari pemerintah hingga penduduknya ikut serta membantu menjalankan proses penataan supaya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Buku Tentang Penataan Kota Tidak hanya sebuah kota saja, bahkan sebuah desa pun memungkinkan memiliki pola penataan supaya lebih indah dan nyaman. Selain teori konsentris ini, sebenarnya masih ada sistem penataan kota yang sering digunakan yakni dengan sistem sektoral dan inti ganda. Namun apapun teorinya penataan kota ini tidak terlepas dari perencanaan pembangunan gedung, penempatan taman atau hutan dan juga perkiraan jalur transportasi. Semuanya dijelaskan dalam beberapa buku berikut. Model Perencanaan Hutan Kota Model Perencanaan Vegetasi Hutan Kota Mppm Membicarakan sebuah kota yang asri dan nyaman tentu tidak jauh dari hutan dan taman yang mulai banyak diwujudkan pada banyak kota di Indonesia. Maka melalui buku ini kamu bisa memahami bagaimana sistem vegetasi untuk hutan di sebuah kota. Penasaran? Dapatkan bukunya yuk! Bagi kamu yang mungkin mengambil jurusan seperti teknik lingkungan atau pekerjaan lain yang sedikit banyak berhubungan dengan tata kota, kamu juga bisa membaca beberapa literasi yang membahas mengenai sistem penataan pada sebuah kota. Berikut ini beberapa referensi buku yang mungkin dapat membantu kamu mempelajari lebih banyak tentang tata ruang kota. Tapak Penataan Wilayah Bogor Riwayat Kota-Tapak Penataan Wilayah Bogor Litbang Kompas Lanskap Produktif Perkotaan Lanskap Produktif Perkotaan SITI NURUL ROFIQO IRWAN Transformasi Ruang Kota Mencari Keadilan Sosial-Ekologis Prisma Edisi Transformasi Ruang Kota Mencari Keadilan Sosial-Ekologis Tim Prisma Jurnal Dengan mempelajari tata ruang kota kamu bisa mengidentifikasi dan memperkirakan seperti apa tata ruang yang ada di kota kamu. beberapa kota di Indonesia seperti Bogor juga memiliki riwayat penataan kotanya. Seiring berjalannya waktu ruang kota semakin berkembang dan kepadatan penduduk juga akan meningkat. Sehingga selalu ada kemungkinan adanya perubahan sistem perencanaan pembangunan. Jika kamu tertarik, kamu bisa mendapatkan buku lainnya sebagai referensi di Gramedia. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
YK2GfX.